Prinsip Pengolahan Limbah Organik
Pengolahan limbah organik
memerlukan pengetahuan yang memadai, agar dalam pemanfaatannya tidak
menghasilkan limbah baru yang justru semakin menambah permasalahan dalam kehidupan.
Paling tidak limbah hasil daur ulang ini dapat dikelola dengan efisien dan
efektif agar sampah yang dihasilkan dari proses pemanfaatan ini dapat
diminimalisir. Berikut ini adalah prinsipprinsip yang bisa diterapkan dalam
pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 3R, yaitu:
1. Mengurangi (Reduce)
Meminimalisir barang atau material yang kita pergunakan.
Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang
dihasilkan.
2. Menggunakan kembali (Reuse)
Pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari
pemakaian barang-barang yang sekali pakai, lalu buang.
3. Mendaur ulang (Recycle)
Barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi.
Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri kecil
dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain contohnya
kerajinan.
Victor Papanek dalam bukunya yang berjudul ‘Design for the Real
World’ menjelaskan bahwa ada 6 tata kelola desain berkelanjutan (sustainable
design) yang tidak berdiri sendiri namun mempunyai elemen-elemen lain yang
merajutnya, yaitu :
1. Metode (method)
Konsep method diulas dalam 2 pandangan yaitu, episteme dan
techne. Episteme adalah pengetahuan yang melibatkan daya serap, imajinasi, dan
abstraksi. Sedangkan techne adalah keteknikan atau keterampilan bertukang. Desain
sangat dipengaruhi oleh penguasaan alat, pemahaman terhadap material, dan bagaimana
keduanya berinteraksi menjalin kepekaan melalui daya serap, imajinasi dan abstraksi
agar dapat terjalin dari proses pembuatan hingga melahirkan produk yang
artistik. Hal ini dapat dihasilkan melalui kegiatan yang rutin dan intensif.
2. Asosiasi (association)
Kemampuan menghubungkan antara gagasan dengan kemampuan
panca-indra dengan menggunakan gambar, bagan, tulisan, dan sebagainya.
3. Estetika (aesthetics)
Dalam mendesain perlu memahami estetika/ilmu keindahan yang
diwujudkan dalam unsur desain; garis, warna, bentuk, volume, dan tekstur, serta
prinsip desain; kesatuan, keseimbangan, point of interest, irama, proporsi dan
komposisi. Desain harus dapat memadukan kesemuanya dalam penciptaan karya.
4. Kebutuhan (need)
Karya desain merupakan jawaban dari sebuah kebutuhan.
Merumuskan kebutuhan bukanlah sesuatu yang mudah. Desainer harus memiliki
kepekaan yang tajam untuk memilah apa yang menjadi kebutuhan konsumen dan
kemungkinannya untuk menjadi tren di masanya.
5. Telesis (telesis)
Pemahaman fungsi yang mengubah desain dari sesuatu yang
sifatnya personal menjadi lebih komunal. Telesis adalah fungsi desain yang
berusaha mewadahi dimensi sosial dan
budaya pada tempat desain tersebut dibutuhkan dan digunakan.
6. Kegunaan (use)
Merupakan fungsi praktis dari sebuah desain. Dalam
mewujudkan fungsi ‘guna’ yang baik tentunya seorang desainer harus mempertimbangkan siapa
yang akan menggunakannya (user) dan obyek dari kegunaan desain tersebut. Maka
perlu pemahaman tentang ergonomi yaitu ilmu tentang hubungan antara manusia,
mesin yang digunakan dan lingkungan kerjanya.
Mantabs pa
BalasHapusterimakasih, manfaatkan
Hapus